Rabu, 30 Mei 2012

Teks drama BUNGA KEMUNING NEW VERSION



BUNGA KEMUNING NEW VERSION

Act. 1
“Dahulu kala, ada seorang bupati yang memiliki sepuluh orang putri yang cantik-cantik. Sang bupati dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana tapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang Bupati sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang Bupati diasuh oleh inang pengasuh. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Kesepuluh putrid itu dinamai dengan warna-warna. Putri Sulung bernama Putri Jambon. Adik-adiknya dinamai Putri Hijau, Putri Ungu, Putri Merah, Putri Jingga, Putri Biru, Putri Nila, Putri Coklat, Putri Kelabu, dan Putri Kuning.”
Bupati               :    “Nak,, Apa kalian tak ingin melanjutkan sekolah agar kalian mendapatkan ilmu yang tinggi agar kelak berguna nanti untuk kalian.”
Putri  Hijau       :    “Ngapain kita harus sekolah sih yah’.. ayah kan udah kaya, sampai 7 turunan pun harta ayah ngga mungkin habis kan ?”
Putri Ungu        :    “Iya yah.. ngapain kita buang-buang duit.. lebih baik uang nya buat belanja baju kita-kita aja kan lebih bermanfaat…”
Putri Kuning     :    “Kalau kuning terserah ayah aja,, kuning juga mau sekolah koq yah..”
Putri Merah       :    “Eh… enak aja kamu,, kita kita ga sekolah kamu juga ga sekolah dong..”
Putri Jingga       :    ”Heh kuning nanti uang ayah abis gara-gara buat nyekolahkan kamu..”
Putri Kuning     :    “Iya kak, maaf..”

Act. 2
“Saat sang Bupati sedang pergi untuk menhgadiri rapat para Bupati, anak anaknya berkesempatan untuk bermain-main dan berfoya-foya,, kecuali kuning yang selalu diam di rumah sehingga sang pengasuh sangat kualahan menghadapinya.”
Pengasuh 1       :    “kalian mau pada kemana, kok Putri Kuning ga ikut??”
Putri Biru          :    “Ih ngapain kita ngajak anak udik kaya dia.. Biasa lah.. kita mau bersenang-senang.. kesempatan Ayah ga ada di rumah kita bisa main sepuasnya dong…”
Putri Coklat      :    “iya kita mau jalan-jalan, kamu jangan bilang Ayah ya kalau kita pergi,, kalau macem2 awas aja kamu…”
Pengasuh II      :    “Pulangnya jangan larut malam,, Saya takut terjadi apa-apa pada putri? Apa mungkin putri butuh pengawal untuk mengantarkan putri, saya panggilkan pengawal saja.
Putri Jambon     :    “Berisik…berisik…kita ga butuh pengawal kita udah gede. Lebih baik kalian kerja sana, udah digaji mahal masih ngomel aja, cerewet banget.”

Act.  3
“Mereka pun akhirnya pergi untuk bersenang-senang,, dan tanpa disadari mereka terpisah. Putri Jambon bersama Putri Hijau, Putri Ungu, Putri Nila sedangkan Putri Jingga dengan Putri Biru, Putri Coklat, dan Putri Kelabu. Saat dijalan, kelompok dari Putri Jingga terkena musibah, mereka dijambret oleh seseorang yang tak dikenal”.
Putri Nila          :    “Tolong…tolong… Jambret…Pencuri…Pencuri…”
Putri Kelabu     :    “Hei pencuri jelek, kembalikan tas saudaraku. Kalian gak tau siapa kita? Kita adalah anak Bupati kalau kalian berani macem-macem kalian akan dihukum.”
Pencuri 1           :    “(Bisik-bisik) wah bahaya ni mereka anak Bupati, bisa-bisa kita mati di gantung.”
Pencuri 2           :    “Udah tenang aja, ni kesempatan kita buat menculik mereka dan minta tembusan kepada keluarganya”.
Pencuri 1           :    “Hey wanita cantik, kami akan memberikan tas ini kepada kalian dengan syarat kalian harus ikut dengan kami.”
Putri Jingga       :    “Kalian fikir kami mau dibawa pergi sama pencuri jelek kaya kalian, kita tidak mungkin kalah kalian hanya berdua, sedangkan kami berempat, rasakan ini”
“Lain halnya dengan kelompok Putri Jambon, mereka bertemu dan berkenalan dengan pria-pria tampan
Badai                :    “Neng, mau kemana??, perginya mau di temenin ngga  ?
Lanang                  :     “iya neng sekalian jalan bareng !”
Putri Nila          :    “Mau Shopping, kalian punya duit ngga buat nemenin kita belanja?”
Putri Hijau        :    “Nila,, Jangan galak gitu, lumayan kan mereka ganteng-ganteng !
Aku Hijau ini saudara-saudaraku, sebenarnnya kami 10 bersaudara, namun kami terpisah dengan saudara-saudara kami saat kami pergi tadi.

Badai                :    “Aku badai, ini kedua temanku Lanang dan Petir. Senang berkenalan dengan kalian”
Petir                  :    “Ngomong-ngomong,, rumah kalian dimana?”
Putri Ungu        :    “Rumah kami di desa sebelah danau, Rumah kami, Rumah yang paling Gede
Petir                  :    “Oke,, kita bakal main kesitu, sampai ketemu ya !”

Act. 4
Putri kuning adalah gadis yang periang, ramah dan sangat baik, berbeda dengan saudara-saudaranya, dan saat itu dating lah seorang pengemis tua ke rumahnya
Pengemis 1       :    “Permisi nak,, kami belum makan berilah kami makanan nak?
Putri Merah       :    “Dasar pengemis kotor, jorok, gembel, pergi sana dari rumahku.. kamu fikir rumah ku open house? Sana pergi,,
Kuning              :    “Ya allah kaka,, kasian mereka, mereka belum makan. Di dalam kan masih ada makanan yang ga dimakan, daripada di buang mubazir, lebih baik kita memberikan kepada orang yang membutuhkan ka.
Bupati               :    “Ada apa kenapa kalian rebut, setiap hari koq ribut terus sih, kalian suda pada dewasa kenapa selalu rebut, bapa ini raja ngga enaak dilihat orang2
Putri Jambon     :    “Kuning yang mulai duluan dia mau memberikan makanan kita sama pengemis kotor itu.
Putri Kuning     :    “tapi kuning hanya ingin membantu yah?”
Bupati               :    “ini nek ada uang, nenek beli saja makanan di pasar, maafkan atas perlakuan anak saya y nek.
Pengemis   2      :    “Terima kasi pak,, mudah-mudahan kebaikanmu dibalas oleh yang maha kuasa”
Act. 5
Pada suatu hari Bupati hendak pergi jauh dan lama, ia menanyakan oleh-oleh apakah yang anak-anaknya inginkan.
Bupati               :    “Ayah hendak pergi jauh dan lama,, oleh-oleh apakah yang kalian inginkan??:
Putri Biru         :    “aku ingin perhiasan yang mahal.”
Putri Kelabu     :    “Aku mau sutra yang berkilau-kilau”
9 anak-anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Kecuali kuning
Putri Kuning     :    “Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat
Bupati               :    “Anakku, sungguh baik perkataanmu, tentu saja Ayah akan kembali dengan selamat dan akan Ayah bawakan hadiah indah buatmu..

Act.6
Selama sang Bupati pergi, para putri2 semakin nakal dan malas, mereka sering membawa teman lelakinya ke rumah. Bahkan mereka sering membentak inang pengasuhnya dan menyuruh para pelayan untuk menuruti mereka.
Pelayan 1          :    (Sambil mengantarkan minuman) “Putri, sudah larut malam,, mohon teman-temannya agar suruh pulang, tidak enak dilihat tetangga
Putri Coklat      :    “terus apa masalahnya ? Hidup hidup saya, Kamu layanin saja teman-teman kita, kita mau pergi ke belakang sebentar”
Cowo 1             :    “Hei pelayan,, tolong ambilkan aku makanan, aku sangat lapar !”
Pelayan 2          :    “Kamu bukan tuan ku, tak sudi aku membawakan makanan untukmu !
Cowo 1             :    “Saya ini tamu disini, harusnya kamu turutin permintaan ku”
Cowo 2             :    “Oh ya.. sekalian tolong buatkan aku 1 gelas susu,”
Pelayan 3          :    “kalian memang orang yang tidak bernorma, jika kalian punya kaki, ambil sendiri di dapur”
Cowo 2             :    “Dasar kalian pelayan ga tau diri”



Act.7
Pada suatu hari sang bupati sudah tiba diRumah. Kesembilan putrinya sedang asik bermain di danau, sementara itu Putri Kuning sedang merangkai bunga di teras Rumah, mengetahui hal itu sang Bupati menjadi sangat sedih
Bupati               :    “Anaku yang rajin dan baik budi ! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu
Putri Kuning     :    “Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu Hijau pun cantik ! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning, yang penting Ayah sudah kembali dengan selamat” akan ku buatkan teh hangat untuk Ayah !
Ketika Putri Kuning sedang membuat teh kakak-kakanya berdatangan mereka ribut mencari hadiah dan saling memarkennya. Tak ada yang ingat pada putri kuning, apalagi menanyakan hadiahnya, keesokan harinya, Putri Huijau melihat Putri Kuning memakai kalung barunya
Putri Hijau        :    “Wahai Adikku, bagus benar kalungmu ! seharusnya kalung itu menjadi miliku:
Putri Kuning     :    “Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu, jadi ini adalah miliku”
Mendengarnya, putri Hijau menjadi marah. Ia mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka.
Putri Hijau        :    “Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah, kita harus mengajarnya berbuat baik”
Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu, tak lama kemudian, Putri Kuning muncul, Kakak-kakanya menangkapnya dan memukul kepalanya, Tak disangka pukulan tersebut menyebabkan Putri Kuning meningal.
Putri Kelabu     :    “Ya ampun, dia sudah tak bernafas, denyut nadinya sudah tak berdetak lagi”
Putri Nila          :    “Dia meninggal”
Putri Jingga       :    “Astaga! Kita harus menguburnya, jika sampai Ayah Tau, kita semua akan dikuburnya juga secara hidup-hidup”
Putri Ungu        :    “Ayo segera kita angkat dia”
Mereka beramai-ramai mengusung Putri Kuning lalu menguburnya dalam Rumah. Putri Hijau ikut mengubur kalun batu hijau , karena ia tak menginginkannya lagi.

Act 8
Sewaktu Bupati  mencari Putri Kuning , tak ada yang tau kemana putri pergi. Kakak-kakaknya terdian seribu bahasa.  Begitu juga dengan para pengasuh, pengawal dan pelayan, mereka pun tak mengetahui keberadaan Sang Putri kuning”
Bupati               :    “Apa kalian tau dimana Putri Kuning?”
Putri Coklat      :    “Kami ga tau Ayah, mungkin dia kabur sama kekasihnya”
Bupati               :    “Pengasuh, Apakah kalian tau dimana sang putri kuning?”
Pengasuh 1       :    “Ampun tuan, saya tidak tahu dimana sang putri kuning”
Bupati sangat marah, karena sudah berminggu-minggu Putri Kuning belum tiba di Rumah juga
Bupati               :    “Hai Pengawal !!! cari dan temukanlah Putri Kuning !!
Pengawal 1       :    “Maafkan kami tuan, kami sudah mencari kemana-kemana, tapi Tuan Putri Kuning belum saja ditemukan, tuan”
Pengawal 2       :    “ benar tuan,, sungguh kami telah mencari di berbagai penjuru kota, tapi kami masih belum menemukan Putri Kuning”
Bupati               :    “Aku ini ayah yang buruk, Biarlah anak-anakku ku kirim ke tempat yang jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti”
Maka ia pun mengirimkan putri-putrinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Sang Bupati sendiri sering termenung di taman rumahnya, sedih memikirkan Putri Kuning yang hilang tak berbekas.
Bupati               :    “Nak,, dimana kamu sekarang?? Tidakkah kau tahu disini Ayah selalu memikirkanmu
Pengawal 3       :    “Sudahlah tuan,, Mungkin ini sudah takdir sang putri kuning, mungkin di balik kejadian ini ada hikmah nya tuan..”
Act 9
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur putri kuning, sang raja sangat heran melihatnya
Bupati               :    “Tanaman Apakah ini ?”, Pengawal !! Kemarilah, !!
Pengawal          :    “Ada apa tuan?”
Bupati               :    “Lihat tanaman ini, batangnya bagaikan jubah putri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuning-kuningan dan sangat wangi!
Pengawal          :    “Betul tuan, tanaman ini layaknya Sang Putri Kuning”
Bupati               :    “Tanaman ini mengingatkanku pada Putri kuning, Baiklah kan ku beri nama ia Kemuning,

Sejak itulah bubga kemuning, mendapatkan namanya, bahkan bunga-bunga kemuning bias digunakan unutuk mengharumkan rambut, batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun Putri kuning masih memberikan kebaikan


Rabu, 02 Mei 2012

Karya Tulis Anak Tunagrahita


CARA MENDIDIK DAN MENGAJAR ANAK TUNAGRAHITA SERTA KARAKTERISTIKNYA

KAYA TULIS
diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Oleh :
Nama       :         REVI MAYANG SARI
Kelas        :         XI IPA 3





SMA NEGERI 1 PALIMANAN
Jl. KH. Agus Salim 128 Telp. ( 0231 ) 341023 Palimanan – Cirebon 45161
Website : sman1palimanan.net


LEMBAR PENGESAHAN

Judul                 :       Cara Mendidik dan Mengajar Anak Tuna Grahita serta Karakteristiknya
Penyusun          :       Revi Mayang Sari
Kelas                 :       XI IPA 3           




Diketahui,
Wali Kelas XI IPA 3



TRI ELASARI, S. Pd.
NIP. 19841024201001 2 007

Palimanan, Mei 2012
Disahkan,
Guru Bahasa Indonesia



TRI YUNIAR, S. S.
NIP. 19820602200604 2 028



KATA PENGANTAR

        Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Karya Ilmiah “Cara Mendidik dan Mengajar Anak Tuna Grahita serta Karakteristiknya”. Semoga dengan selesainya Tugas yang saya tulis dapat membawa manfaat bagi para pembaca.
           Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai cara mendidik dan mengajar anak tuna grahita serta karakteristiknya. Dan untuk membantu para pembaca khusunya para guru yang memiliki komitmen terhadap Anak Berkebutuhan Khusus dalam memahami salah satu jenis pembelajaran dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus baik disekolah luar biasa maupun sekolah regular.
           Karya ilmiah ini tidak akan hadir jika tidak ada dorongan dari keluarga, rekan-rekan sejawat, dan khususnya kepada
1.      Drs. H. Rahman, M.Pd.I., selaku kepala Sekolah SMAN 1 Palimanan
2.      Tri Elasari, S. Pd., selaku Wali Kelas XI IPA 3
3.      Tri Yuniar, S. S., selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan.
Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan bagi para pembaca khususnya para guru terutama yang memiliki komitmen terhadap Anak Berkebutuhan Khusus dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran bagi mereka, sehingga tujuan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah dapat tercapai secara optimal.
Palimanan, Mei 2012


Penulis


ABSTRAK

          Karya tulis ini berjudul “Cara Mendidik dan Mengajar Anak Tuna Grahita serta Karakteristiknya” Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual yang secara jelas berada di bawah rata-rata atau normal disertai dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan terjadi dalam periode perkembangan. Batasan tersebut dengan jelas menekankan signifikan dalam penyimpangan, artinya apabila keterlambatan intelektual itu hanya sedikit saja di bawah normal maka anak tersebut tidak termasuk tunagrahita. “Keterhambatan itu harus jelas sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan khusus”. Dari batasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memandang seseorang individu termasuk tunagrahita atau tidak minimal harus memiliki 3 komponen yaitu: kecerdasan di bawah rata-rata, kesulitan dalam perilaku adaptif dan terjadi dalam masa perkembangan.
Dengan demikian jelaslah bahwa individu dikatakan tunagrahita apabila memiliki indikator-indikator yang jelas dapat dipertanggungjawabkan, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
            Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada para pembaca tentang anak tunagrahita, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang karakteristik pada anak tunagrahita, dan manfaat dari penelitian ini salah satunya adalah menambah wawasan bagi para pembaca tentang sifat pada anak tunagrahita serta sebab-sebab ketunaan, alat atau metode yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, studi pustaka, dan studi internet. Wawancara yang dilakukan yaitu dengan Kepala Sekolah SLB Al-Zakiyah Klangenan, Yunaeni, S. Pd. Begitu pula dengan sumber data yang penulis peroleh yaitu dari metode deskriptif dengan tekhnik wawancara, buku-buku tentang Anak Berkebutuhan Khusus serta internet.


Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………      i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................      ii
ABSTRAK ……………………………………………………………………….      iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................      iv
BAB I          PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ..............................................................................   1
1.2    Rumusan Masalah …………………………....………………….    1
1.3    Tujuan Penulisan ............................................................................    1
1.4    Manfaat Penulisan ………………….......………………..………   2
1.5    Metode Penelitian ………………………..………………………    2
1.6    Sumber Data ..................................................................................    2
BAB II         KAJIAN TEORI
                     2.1   Pengertian Anak Tunagrahita ……………………………………    3
                     2.2   Sebab-sebab Ketunaan …………………..……………………….   4
                     2.3   Pendidikan Anak Tunagrahita ……………….……….…………    4
                     2.4   Kurikulum………...…………………………………………….     5
                     2.5   Ciri-ciri Khusus Pada Masa Perkembangannya............................   5
BAB III       PEMBAHASAN    
3.1  Cara Mendidik Anak Tunagrahita di Sekolah................................   7
3.2   Klasifikasi Anak Tunagrahita........................................................    8
3.3  Karakteristik Anak Tunagrahita.....................................................   9
BAB IV       PENUTUP
                     4.1 Simpulan .........................................................................................    10
                     4.2 Saran ...............................................................................................    10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………         v
LAMPIRAN I ... …………………………………..………………………………..  vi
LAMPIRAN II ... ………………………………..………………………………..     vii


BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Pendidikan khusus sebagai salah satu bentuk pendidikan yang khusus di peruntukan bagi mereka yang mengalami hambatan dalam belajarnya, secara sadar terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Menyadari bahwa Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) adalah individu yang unik. Keunikan ini mengandung pengertian bahwa ABK mempunyai sifat-sifat khusus atau karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dalam segi kemampuan, bakat, minat maupun gaya belajarnya.
Mendidik siswa di sekolah luar biasa tidak sama dengan mendidik siswa di sekolah umum. Yang perlu dipahami oleh pendidik yang memiliki siswa tunagrahita antara adalah guru harus mehami karakter anak tunagrahita yang memiliki keunikan tersendiri yaitu bersifat pelupa, susah memahami perintah yang kompleks, perhatian mudah terganggu, dan susah memahami hal-hal yang kompleks. Oleh karena itu guru siswa tunagrahita harus sabar, penyayang, mengajar dengan kata-kata sederhana dan gambar yang nyata.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah ini adalah
a.       Bagaimana cara mendidik Anak Tuna Grahita di Sekolah ?
b.      Bagaimana klasifikasi Anak Tuna Grahita ?
c.       Bagaimana karakteristik Anak Tuna Grahita ?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
a.       Untuk melengkapi tugas Mata pelajaran Bahasa Indonesia
b.      Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Anak Tuna Grahita
c.       Untuk mengetahui gambaran bagaimana  cara mendidik  dan mengajar anak Tuna Grahita di Sekolah
d.      Untuk memberikan informasi kepada para pembaca bagaimana keadaan fisik maupun mental serta penyebab ketunaan pada anak berkebutuhan khusus, khususnya pada Anak penderita Tuna Grahita

1.4  Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah
a.       Bisa mempelajari dan mengetahui cara mendidik dan mengajari Anak Tuna Grahita
b.      Bisa mengetahui karakteristik dan pendidikan Anak-Anak Tuna Grahita
c.       Memperdalam pengetahuan kita tentang Anak Tuna Grahita

1.5  Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tekhnik Wawancara dan Studi Pustaka.

1.6  Sumber data
Sumber data yang diperoleh berasal dari Sumber Data Primer dan Sumber Data Sekunder, Adapun Sumber Data Primer dan Sumber Data Sekunder yaitu sebagai berikut :
a.       Sumber Data Primer :
Data yang di peroleh yaitu dari wawancara dengan Yunaeni, S. Pd, Kepala Sekolah SLB Al-Zakiyah Klangenan-Cirebon.

b.      Sumber Data Sekunder :
Selain dari metode wawancara, data yang di peroleh di ambil dari internet, dan buku-buku mengenai Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK )


BAB II
Kajian Teori

2.1 Pengertian Anak Tunagrahita
Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus.
Pengertian Tunagrahita menurut American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. Pengklasifikasian/penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools (p. 100) sebagai berikut:
EDUCABLE : Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.
2.2  SEBAB-SEBAB KETUNAAN
Menurut penyelidikan para ahli (tunagrahita) dapat terjadi :
1.   Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya seperti : campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.

2.   Natal (waktu lahir)
Proses melahirkan yang sudah, terlalu lama, dapat mengakibatkan kekurangan oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak (anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit, tang).

3.      Pos Natal ( Sesudah Lahir)
Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan (tunagrahita).

2.3  PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tunagrahita berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah untuk melayani pendidikan anak luarbiasa (tunagrahita) yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah berkebutuhan khusus.
1.      Sekolah untuk anak luar biasa terdiri dari :
a.          SLB – A untuk anak Tunanetra
b.         SLB – B untuk anak Tunarungu
c.          SLB – C untuk anak Tunagrahita
d.         SLB – D untuk anak Tunadaksa
e.          SLB – E untuk anak Tunalaras
f.          SLB – F untuk anak Berbakat
g.         SLB – G untuk anak cacat ganda
2.         Sekolah Luar Biasa untuk anak tunagrahita dibedakan menjadi :
a.          SLB – C untuk Tunagrahita ringan
b.         SLB – C untuk Tunagrahita sedang
3.         Untuk Tunagrahita berat biasanya berbentuk panti plus asramanya.

2.4  KURIKULUM
      Dalam memberikan layanan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum untuk Sekolah Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya, mulai dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB. Kurikulum yang sekarang ini digunakan yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata pelajaran ke khususan, untuk anak tunagrahita yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup:
1.      Mengurus diri
2.      Menolong diri
3.      Komunikasi dan Sosialisasi

2.5  CIRI-CIRI KHUSUS PADA MASA PERKEMBANGANNYA
a.       Masa Bayi
Para ahli mengemukakan bahwa tunagrahita adalah tampak mengantuk saja , apatis tidak pernah sadar, jarang menangis, kalau menangis terus menerus, terlambat duduk, bicara dan berjalan.
b.      Masa Kanak-kanak
Ciri ciri klinis seperti mongoloid, kepala besar, dan kepala kecil. Tetapi anak tunagrahita ringan ( yang lambat ) memperlihatkan ciri-ciri sukar mulai dengan sesuatu. Mengerjakan sesuatu dengan berulang-ulang tetapi tidak ada variasi, tampak penglihatannya kosong, melamun, ekspresi muka tanpa ada pengertian.
c.       Masa Puber
Perubahan yang dimiliki remaja tunagrahita sama halnya dengan remaja biasa. Pertumbuhan fisik berkembang normal, tetapi perkembangan berfikir dan kepribadian berada di bawah usianya. Akibatnya ia mengalami kesulitan dalam pergaulan dan mengendalikan diri


BAB III
Pembahasan

3.1     Cara mendidik Anak Tuna Grahita di Sekolah
Keterbatasan kecerdasan yang di miliki anak tunagrahuta menjadi kendala utama dalam belajar. Mereka tidak mampu berkompetisi dalam belajar dengan temannya yang normal sehingga mereka seringkali menjadi bahan olok-olok sebagai anak yang bodoh di kelas.
Materi pembelajaran bagi anak tunagrahita harus di rinci dan sedapat mungkin di mulai dari hal-hal konkrit, mengingat mereka mengalami keterbatasan dalam berfikir abstrak. Walaupun demikian materi yang bersifat akademik tetap di berikan sampai mereka memperlihatkan ketidak mampuannya. Sebaliknya materi pelajaran keterampilan memiliki bobot yang tinggi karena melalui materi ini di harapkan mereka dapat memiliki suatu keterampilan sebagai bekal hidupnya.
Dan materi pelajaran bina diri bagi anak tunagrahita harus diprogamkan secara rinci dan mendapat bobot yang tinggi pula karena tidak dapat mempelajari hal itu hanya melalui pengamatan seperti yang di lakukan anak normal.
Strategi pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran anak tunagrahita adalah strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dimana mereka belajar bersama-sama dalam satu kelas tetapi kedalaman dan keluasan materi, pendekatan/metode maupun teknik berbeda-beda di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik. Namun demikian dapat pula menggunakan strategi lainnya seperti strategi kooperatif, dan strategi modifikasi tingkah laku. Metode mengajar hendaknya harus dipilih agar anak belajar dengan melakukan karena dengan praktek rangsangan yang di peroleh melalui motorik akan cepat di pusat berpikir dan tidak mudah di lupakan.
Alat/media yang di gunakan dalam pembelajaran anak tunagrahita harus memperhatikan beberapa criteria, seperti : anak memiliki tanggapan tentang yang di pelajarinya, tidak mudah rusak, tidak berbahaya, tidak abstrak, dapat di gunakan anak, dan mudah di peroleh.
Evaluasi belajar dalam pembelajaran anak tunagrahita harus dilakukan setelah mempelajari salah satu bagian kecil dalam materi pembelajarannya, dan setelah itu barulah kita pindah pada materi berikutnya. Alat evaluasi sebaiknya berbentuk kinerja dan hasilnya pun diolah secara kualitatif. Sedangkan penilaian kuantitatif di buat apabila dibutuhkan namun didampingi dengan uraian singkat ( bersifat deskriptif )

3.2  Klasifikasi Anak Tuna Grahita
Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.
  1. Tunagrahita Ringan (Debil)
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.
  1. Tunagrahita Sedang atau Imbesil
Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las II SD Umum.
  1. Tunagrahita Berat atau Idiot
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

3.3  Karakteristik Anak Tunagrahita
Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :
1.      Fisik (Penampilan)
a.       Hampir sama dengan anak normal
    1. Kematangan motorik lambat
    2. Koordinasi gerak kurang
    3. Anak tunagrahita berat dapat kelihatan
  1. Intelektual
    1. Sulit mempelajari hal-hal akademik.
    2. Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.
    3. Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50
    4. Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.
  2. Sosial dan Emosi
    1. Bergaul dengan anak yang lebih muda.
    2. Suka menyendiri
    3. Mudah dipengaruhi
    4. Kurang dinamis
    5. Kurang pertimbangan/kontrol diri
    6. Kurang konsentrasi
    7. Mudah dipengaruhi
h.      Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

BAB IV
Penutup

4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah di uraikan, dapat disimpulkan
a.       Anak Tunagrahita tidak sama dengan Anak normal biasa, jadi butuh pengajaran khusus bagi anak Tunagrahita
b.      Anak Tunagrahita memiliki IQ yang lebih rendah di bamdimgkan dengan Anak normal lainnya
c.       Anak Tunagrahita mengalami kesulitan dalam pergaulan dan mengendalikan diri, setelah tamat sekolah ia belum siap untuk bekerja, sedangkan ia tidak mungkin untuk melanjutkan pendidikan. Akibatnya ia hanya tinggal di rumah yang pada akhirnya ia merasa frustasi.
d.      Anak Tunagrahita memiliki masalah dalam kehidupan sehari-hari, masalah kesulitan belajar, masalah penyesuaian diri, masalah penyaluran ke tempat kerja.


4.2  Saran
a.       Apabila orang tua mendapat anak-anaknya sudah ada tanda-tanda bahwa dia adalah Tunagrahita segeralah sekolahkan dia ke Sekolah-sekolah khusus agar ia dapat berinteraksi pada teman-temannya.
b.      Untuk lingkungan anak-anak tunagrahita perlu disiapkan sarana-sarana perkembangan kemudian memberikan kebebasan kepada anak untuk berkembang dengan sarana-sarana tersebut, dengan cara begitu setiap anak tunagrahita akan menemukan pilihannya sendiri dan menyukai latihan-latihan  dengan dapat material yang disenanginya, yang sedikit demi sedikit dapat menuntun perkembangannya.



DAFTAR PUSTAKA

Bandi Delphi ( 2007 ) Pembelajaran untuk Anak dengan Kebutuhan Khusus, Jakarta: Depdiknas
Santoso ( 1983 ) Menolong untuk SLB bagian C, Jakarta: Depdikbud


LAMPIRAN I
Daftar pertanyaan:
1.      Bagaimana masa perkembangan Anak Tunagrahita ?
2.      Ada berapakah jenis anak Tunagrahita ?
3.      Bagaimana sikap pada anak Tunagrahita ?
4.      Apakah sulit untuk mengajar anak yang mempunyai kekurangan seperti anak Tunagrahita ?
Nara Sumber : Yunaeni, S. Pd. Kepala Sekolah SLB Al – Zakiyah.



LAMPIRAN II
Jika para pembaca kurang jelas atas penelitian yang penulis buat atau ingin lebih mengenal pofil penulis, bisa dilihat pada akun jejaring sosialnya
 revisari13.blogspot.com
 @reviunderstand